Iseng-iseng sore ini (2/4/2012), saya mengecek nama-nama desa pelopor Gerakan Desa Membangun di Banyumas menggunakan mesin pencari Google. Saya mengetik nama desa lalu mengecek sumber tautan yang direkomendasikan oleh Google pada halaman pertama. Ada yang menggembirakan, ada yang memprihatinkan.
Cara mengecek nama desa merupakan cara sederhana untuk mengukur kinerja pengelolaan informasi yang kita lakukan selama ini sudah efektif. Bila desa telah mengelola informasi dengan metode yang benar bisa dipastikan nama desa akan tampil di tautan pertama mesin pencari. Nama desa adalah kosakata yang unik sehingga seharusnya mesin pencari akan merekomendasikan tautan pada portal pemilik nama itu.
Sampel nama desa yang saja uji berjumlah 10 desa, yaitu Desa Mandalamekar, Melung, Dermaji, Karangnangka, Baseh, Pancasan, Kutaliman, Gentasari, Dawuhanwetan, dan Beji. Model statistik parametrik digunakan untuk menghitung peringkat dan prosentase dari tautan yang direkomendasikan oleh Google.
Dari tabel di atas hanya Desa Melung dan Dermaji yang mampu menempati urutan pertama. Desa lainnya masih harus bekerja keras untuk mengelola isi di portalnya masing-masing dengan publikasi yang mewakili nama desa. Untuk lembaga pendukung seperti Infest Yogyakarta, BlankOn Banyumas, Blogger Banyumas, Blogger Nusantara, dan Politeknik Pratama harap memperhatikan statistik di atas dalam merancang lokakarya dan pendampingan.
Mari Berdiskusi…
Pelosok Desa 
Harus bekerja keras, dst, ada saran yang lebih teknis ?
butuh stategi dan berbagi pengetahuan nih
wah… optimasi SEO nich..kalo contennya berkualitas pasti cepat menempati posisi ranking 1 di google…